Polivinil alkohol (PVA) dianggap sebagai bahan yang dapat terbiodegradasi.
PVA merupakan polimer sintetik yang dapat terdegradasi dalam kondisi tertentu, terutama dengan adanya mikroorganisme yang ditemukan di tanah, air, dan sistem pengolahan air limbah industri.
Cara Kerja Degradasi Polivinil Alkohol?
Ketika terkena lingkungan mikroba, PVA mengalami proses yang disebut biodegradasi, dimana mikroorganisme memecah ikatan kimia polimer. Pemecahan PVA menjadi senyawa yang lebih sederhana memungkinkan terjadinya asimilasi oleh mikroorganisme, sehingga menghasilkan degradasi PVA secara menyeluruh menjadi karbon dioksida, air, dan biomassa mikroba.
Laju biodegradasi PVA dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi lingkungan, suhu, kelembapan, dan keberadaan mikroorganisme tertentu. Secara umum, PVA dianggap memiliki biodegradabilitas yang baik dibandingkan dengan polimer sintetik lainnya, seperti polietilen atau polipropilen, yang tidak mudah terurai secara hayati.
Penting untuk dicatat bahwa biodegradabilitas PVA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keberadaan bahan aditif, bahan pengikat silang, dan formulasi spesifik bahan. Pengujian dan sertifikasi kemampuan terurai secara hayati tersedia untuk menilai dampak lingkungan dan potensi degradasi produk PVA.
Dibandingkan dengan PVA, apakah PVB merupakan bahan yang dapat terbiodegradasi?
Polivinil butiral (PVB) tidak dianggap sebagai bahan yang dapat terbiodegradasi. PVB merupakan polimer sintetik yang berasal dari reaksi kimia polivinil alkohol (PVA) dengan butyraldehyde. Berbeda dengan PVA, PVB dikenal tahan terhadap biodegradasi.
PVB banyak digunakan dalam aplikasi seperti interlayer kaca pengaman, khususnya pada kaca laminasi yang digunakan pada kaca depan otomotif dan aplikasi arsitektur. Sifat kejernihan optik, daya rekat, dan ketahanan benturannya yang luar biasa menjadikannya berharga dalam aplikasi ini.
Struktur PVB, dengan gugus butiral yang melekat pada tulang punggung PVA, membuatnya kurang rentan terhadap degradasi oleh mikroorganisme dibandingkan dengan PVA. Ikatan ester yang terbentuk selama sintesis PVB memberikan stabilitas kimia pada polimer, sehingga laju degradasi menjadi lebih lambat.
Karena ketahanannya terhadap biodegradasi, PVB tidak dianggap sebagai bahan yang dapat terbiodegradasi dalam kondisi lingkungan tertentu. Namun, perlu dicatat bahwa PVB dapat didaur ulang melalui berbagai proses industri, seperti daur ulang mekanis dan daur ulang bahan kimia, untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya.