Resin akrilik berbasis pelarut dapat diubah menjadi resin akrilik berbasis air dengan memilih pengemulsi non-ionik atau anionik yang sesuai.
1. Prinsip konversi ke berbasis air
Dalam aplikasi umum, resin akrilik berbasis pelarut memerlukan penggunaan pelarut organik sebagai pengencer dan pelarut. Dibandingkan dengan pelarut organik tersebut, resin berbasis air tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki sifat fisik dan kimia yang lebih baik, sehingga memberikan pilihan yang lebih ekonomis dan praktis bagi pengguna. Untuk konversi ke resin akrilik berbasis air , metode emulsifikasi terutama digunakan, yaitu resin berbasis pelarut organik didispersikan secara merata dalam fase air melalui aksi pengemulsi untuk membentuk emulsi, dan pelarut organik diuapkan pada suhu, pH, dan kondisi lain yang sesuai, sehingga molekul resin dipolimerisasi ulang dalam fase air untuk membentuk resin berbasis air.
Milik |
Resin berbasis pelarut |
Resin berbahan dasar air |
Pengencer |
Pelarut organik |
Air |
Emisi VOC |
Tinggi |
Sangat rendah |
Keselamatan konstruksi |
Mudah terbakar dan meledak |
Aman |
Efektivitas biaya |
Biaya pelarut tinggi |
Lebih ekonomis (pengenceran air) |
Prinsip proses:
Gunakan pengemulsi untuk menyebarkan resin secara merata dalam fase air → menguapkan dan menghilangkan pelarut organik → merekonstruksi molekul resin dalam fase air → membentuk dispersi berair yang stabil
Jenis Pengemulsi |
Penerapan |
Karakteristik |
Model yang Direkomendasikan |
Non-ionik |
★★★★★ |
Nilai HLB yang dapat disesuaikan, resistensi elektrolit yang baik |
Alkilfenol etoksilat |
Anionik |
★★★★☆ |
Efisiensi emulsifikasi tinggi, sensitivitas pH |
Natrium dodesilbenzena sulfonat |
Kationik |
★★☆☆☆ |
Untuk aplikasi khusus |
Senyawa amonium kuarterner |
1. Karakteristik pengemulsi meliputi sifat hidrofilisitas, lipofilisitas, dan sifat induk-anak.
Pengemulsi dengan hidrofilisitas yang kuat dapat menyebarkan partikel resin secara stabil sehingga tidak mudah teragregasi dan mengendap; pengemulsi dengan lipofilisitas yang kuat sering digunakan untuk mengendalikan ukuran molekul dan meningkatkan sedimentasi.
2. Jumlah pengemulsi
Jumlah pengemulsi yang tepat dapat membuat partikel resin dalam sistem terdispersi secara merata tanpa kondensasi dan presipitasi. Di sisi lain, penggunaan pengemulsi yang berlebihan akan meningkatkan biaya produksi dan mengurangi manfaat ekonomi. Umumnya, jumlah pengemulsi yang digunakan adalah 10%-30%.
3. Faktor-faktor lainnya
Nilai pH, suhu, kecepatan pengadukan, jenis pelarut, dll. dari pengemulsi akan memiliki dampak penting pada efek emulsifikasi dan perlu dipertimbangkan secara komprehensif.
Parameter |
Rentang Kontrol |
Memengaruhi |
Dosis |
10-30% |
Terlalu rendah menyebabkan dispersi tidak stabil, terlalu tinggi mempengaruhi biaya |
nilai pH |
7-9 |
Mempengaruhi stabilitas emulsi |
Suhu |
60-80 derajat celcius |
Mengoptimalkan efisiensi emulsifikasi |
Kecepatan agitasi |
800-1500 putaran/menit |
Mengontrol distribusi ukuran partikel |
iSuoChem adalah perusahaan profesional yang berfokus pada pelapis, resin tinta dan aditif selama 20 tahun. Perusahaan ini terutama bergerak di bidang resin akrilik, emulsi akrilik, resin polipropilena terklorinasi, resin poliamida, resin kloroeter, serta dispersan, agen perata, pencegah busa, cat bunga es, bubuk lilin, dan aditif lainnya.