Pelarut yang digunakan untuk bahan penyambung adalah air terlebih dahulu, tetapi diperlukan air murni (air steril). Alkohol terutama isopropanol, etanol dan sebagainya. Air merupakan komponen utama, sedangkan alkohol hanya menyumbang 5% sampai 6% atau 20% sampai 30% dari air, tergantung pada jenis dan sifat resin dan pigmen. Penggunaan alkohol terutama untuk membantu air untuk meningkatkan kemampuan melarutkan resin dan meningkatkan dispersibilitas pigmen dan pewarna, dan dapat mempercepat penetrasi dan menghambat pembusaan. Cellosolve dan glycol dapat menyesuaikan kekeringannya.
Pelarut tambahan yang umum digunakan adalah alkohol, eter glikol (seperti cellosolve) dan glikol. Dua hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan pelarut tambahan ini, yaitu pengaruh penguapan pelarut terhadap kelarutan dan sifat mudah terbakar.
1. Pelarut alkohol
(Alkohol menguap lebih cepat daripada air, sehingga kelarutan tinta yang menggunakan alkohol sebagai pelarut tambahan tergantung pada kandungan alkohol, dan akan ada masalah dengan viskositas dan keseimbangan pelarut selama pencetakan.
Setelah menambahkan pelarut tambahan alkohol ke tinta berbasis air, titik pembakarannya akan berkurang, dan konsentrasi alkohol yang kecil akan banyak mengurangi titik pembakaran tinta berbasis air, yang harus diperhatikan saat menambahkan pelarut tambahan.
2. Glikol eter
Perbandingan campuran air dan cellosolve (ethylene glycol monoethyl ether) yang berbeda akan mengubah titik nyalanya, jadi berhati-hatilah saat menggunakannya.
3. Alkohol dihidrat
Seperti propilen glikol atau etilen glikol. Campuran dengan air memiliki pengaruh kecil pada titik nyala, jadi ketika jenis pelarut ini digunakan sebagai pelarut tambahan, tidak ada masalah mudah terbakar.